Sebaran Batuan Kerak Bumi

Satu tahun ke belakang kita heboh menggunakan demam batu akik, serta semua orang jadi "gila" batu akik sampai kolang-kaling pun mampu dipercaya batu akik karena tembus apabila disenter. Lantas batu akik itu jenis batu apa sih?. Nah asal mula batuan ini sebenarnya terdapat di bawah kerak bumi kita. Kerak bumi adalah bagian teratas berdasarkan struktur vertikal bumi dengan material penyusun berwujud padat. Kerak bumi diklaim jua lithosfer yang mengapung di atas astenosfer. Bagian paling atas kerak bumi bekerjasama eksklusif dengan atmosfer dan hidrosfer, sedangkan bagian paling bawah (dalam) berbatasan menggunakan lapisan mantel paling atas.
Kerak bumi pada bawah dasar laut atau lautan lebih tipis dibandingkan menggunakan kerak bumi di bawah daratan (benua). Selain itu, umur kerak bumi pada bawah dasar lautan lebih belia berdasarkan umur kerak bumi di bawah daratan. Hal ini karena, kerak bumi pada bawah dasar samudera selalu ditimbun oleh material-material baru. Menurut para geolog, bahan baru tersebut asal menurut bagian pada bumi yang ada pada sepanjang kerutan dasar samudera .
Kerak bumi terbentuk oleh batuan, yaitu benda padat yg tersusun sang berbagai mineral. Mineral adalah persenyawaan organik asli yg mempunyai susunan kimia permanen. Secara spesifik batuan dipelajari oleh ilmu yang disebut Petrologi sedangkan mineral dipelajari dalam Mineralogi
Terdapat tiga jenis batuan dari genesisnya, yg menyusun kerak bumi yaitu : Batuan Beku, Batuan Sedimen, serta Batuan Metamorfosa (Malihan). Ketiga jenis batuan ini beredar pada bumi dengan persentasi yg tidak sama dalam 6 benua. Batuan beku lebih kurang 17 % menempati daerah potensial gunung berapi. Batuan Sedimen (Sedimentary Rock) = 66% tersebar pada daaerah-wilayah tua. Dan Batuan Malihan (Metamorphic Rock) = 17 % yaitu kombinasi antara volkanik serta sedimen. Ketiga jenis batuan tersebut mengalami yang namanya daur batuan. Baca pula: Proses Siklus Batuan
A. Batuan Beku

Batuan Beku merupakan batuan yg dari genesisnya terbentuk berdasarkan pembekuan magma atau lava. Magma adalah massa cair kental-pijar menggunakan temperatur yang sangat tinggi serta berada pada bawah permukaan bumi. Apa jika magma itu tergerak keluar sang tekanannya serta mencapai permukaan bumi, maka dianggap lava. Magma tersusun sang banyak sekali macam material yg terlarut di dalamnya. Beberapa material  itu adalah bahan volatil (gas) serta non-volatil, terutama oksida-oksida : Silikon, Al, Fe, Ca, Mg, K, serta Na. Oksida-oksida tersebut dalam kombinasi-kombinasi tertentu kemudian membangun mineral-mineral yg kini dapat kita jumpai pada batuan beku. 
Berdasarkan beberapa teori kejadian bumi, bahwa bumi kita dahulu adalah massa gas yg berputar dan terlempar berdasarkan surya. Gas tersebut lalu perlahan-lahan sebagai dingin, sebagai akibatnya berubah bentuknya sebagai benda cair. Benda cair inilah yang kemudian disebut magma. Magmapun kemudian mengalami pendinginan dan mineral-mineral di dalamnya mulai mengkristal. Mineral-mineral berat cenderung tenggelam ke pada cairan magma, serta mineral yang lebih ringan terapung pada atas mineral yang berat, Proses pendinginanpun terus berlanjut sehingga batuan mulai memadat yg akhirnya membentuk kerak bumi yg keras. 
Magma pada jumlah yang sangat besar serta dalam temperatur yang sangat tinggi terkurung di bawah kerak bumi. Gas yg terdapat di dalam magma akan menaruh tekanan yg akbar terhadap lapisan-lapisan batuan pada atasnya dan di sekitarnya sebagai akibatnya magma bisa menerobos dan mengalir ke segala arah. 
Gerak magma dapat terhenti oleh lapisan batuan, sebagai akibatnya tidak mencapai bagian atas bumi, dan hanya gas yg bisa terlepas lebih jauh. Dalam perhentiannya, perlahan-lahan magma akan mendingin dan membeku, maka terbentuklah Batuan Beku Dalam, dianggap juga Massa/ Batuan Intrusif dan disebut juga Batuan Plutonis.
Sifat magma adalah hal yang berpengaruh dalam pembentukkan berbagai macam batuan beku. Magma yg bersifat basa merupakan cair, sesudah membeku akan membentuk bentuk batuan  berbeda dari magma asam yg kental. 
Magma yg berkiprah terus menerobos lapisan batuan sekitarnya,  melalui kepundan gunung berapi, melalui celah-celah batuan, hingga mencapai permukaan bumi. Magma yg mencapai bagian atas bumi dianggap lava. Lava pun akan mengalami pendinginan serta membeku menjadi batuan. Maka terbentuklah Batuan Beku Luar, dianggap jua Massa/Batuan Ekstrusif serta dianggap juga Batuan Vulkanis. Selain Batuan Beku Dalam dan Batuan Beku Luar, ada pula yg disebut dengan Batuan Beku Korok. 
1. Batuan beku pada (batuan plutonis/batuan beku intrusi)
Batuan beku dalam adalah massa batuan yg terbentuknya jauh di dalam bumi, yaitu kurang lebih  15 km – 50 km pada bawah bagian atas bumi, dekat dengan Astenosfer serta menciptakan sebagian besar kerak bumi. Karena letak pembentukannya dekat menggunakan astenosfer maka proses pendinginannya bejalan sangat lambat. Oleh karena itu proses pem-bekuanpun berjalan lambat dan mempunyai kesempatan besar buat membentuk kristal-kristal yang sempurna (holokristalin) atau diklaim bertekstur Phaneritik.
Karakter menurut batuan beku dalam dalam biasanya merupakan sebagai berikut:
- mempunyai butir kasar
- jarang memperlihatkan struktur vesikuler atau pori-pori udara.
- dapat merubah batuan yang berbatasan menggunakan semua sisinya.
Menurut diameternya, batuan beku pada dapat dikategorikan sebagai dua macam yaitu Plutonik Tabular serta Plutonik Masif.
a. Plutonik Tabular adalah batuan beku dalam yang berdiameter nisbi kecil serta letaknya lebih dekat dengan bagian atas bumi misalnya adalah Sill dan Dyke. 
b. Plutonik Masif merupakan batuan beku pada yg berdiameter lebih besar berdasarkan plutonik tabular serta terletak jauh di dalam bumi contohnya merupakan Lakolit serta Batolit. Baca juga: Beda Sill, Dyke, Lakolit dan Batolit
2. Batuan Beku Luar (Batuan Vulkanis)
Beberapa sebutan  buat batuan beku luar diantaranya : batuan vulkanis, batuan leleran, batuan efusif, dan batuan ekstrusi. Bentuk eks-trusi adalah hasil yg dibangun sang magma yg mencapai permuka-an bumi (lava). Apa bila lava ini cair maka bisa menyebar pada wilayah yg luas, sedangkan magma yg kental penyebarannya terbatas. 
Magma cair dapat membangun Plateau Basalt (dataran tinggi berbatuan basalt). Contoh plateau basalt yang populer adalah Plateau Dekan di India yang memiliki ketebalan lebih kurang 2018 meter. Plateau basalt di Iceland yang luasnya lebih kurang 100.000 km2 dan ketebalannya kurang lebih 3000 meter. Di Indonesia plateau basalt masih ada pada Sukadana – Lampung. 
Batuan beku luar terjadi melalui proses pendinginan serta pembekuan lava yg cepat sebagai akibatnya tidak mempunyai kesempatan buat memben-tuk kristal yg paripurna, bahkan sama sekali tidak membentuk kristal. Kristal yang terbentuk dalam batuan beku luar merupakan kristal halus atau disebut bertekstur Aphanitik, serta yg tidak berkristal dianggap berteks-tur Amorf.  
Karakterisitk umum berdasarkan batuan beku luar umumnya adalah:
- berbutir halus serta acapkali masih ada kaca.
- memerlihatkan struktur vesikuler terutama di bagian bagian atas.
- masih ada struktur aliran.
3. Batuan Beku Korok
Batuan korok yaitu batuan yang membeku pada celah atau direkahan kerak bumi ataupun di pada pipa-pipa gunung api. Beberapa sebutan buat batuan beku korok adalah Batuan Gang dan Batuan Hypoabisik. 
Magma yang membeku pada gang adalah magma yang sedang menuju ke permukaan bumi atau yang membeku pada celah-celah kerak bumi. Batuan beku korok umumnya tersusun sang kristal-kristal halus serta jua kristal-kristal kasar. Kristal yg demikian disebut pula dengan bertekstur Porfir. Misalnya magma granitis membeku pada sebuah gang maka batuan yg terbentuk disebut Porfiri Granit artinya batuan Granit bertekstur porfir.
B. Batuan Sedimen
Batuan sedimen terbentuk melalui proses sedimentasi (pengendapan) dengan media air, angin, serta es/salju. Untuk membuat batuan sedimen, sesungguhnya melibatkan serangkaian proses yaitu : pelapukan batuan - erosi - transportasi - sedimentasi -  lithifikasi. Ukuran dan bentuk butiran batuan sedimen sangat dipengaruhi sang jeda angkut serta lintasan yg dilaluinya. Materi batuan sedimen merupakan output pelapukan menurut batuan lain yaitu batuan beku serta batuan malihan. Materi hasil pelapukan  berupa fragmen serta larutan yang lalu ditransportasikan sang kekuatan/gaya genre air, angin, serta es/salju. Ketika kekuatan transport itu berkurang atau melemah maka materi yg diangkutnya mulai diendapkan. 
Pengendapan terjadi dalam daerah yang rendah. Proses pengendapan ini sangat selektif, materi-materi  yang kasar akan diendapkan lebih dahulu serta materi-materi yang halus akan diendapkan kemudian. Oleh karenanya, bila kita perhatikan pada daerah muara sungai tidak kita temukan materi-materi kasar tetapi yang ada adalah lumpur halus. 
Proses sedimentasi akan terhenti jika tidak terdapat daya pengangkut dan kemudian terjadi lagi waktu terdapat daya pengangkut. Proses ini berjalan terus menerus sebagai akibatnya memberikan ciri terhadap batuan sedimen berupa lapisan-lapisan. Selain berlapis-lapis batuan sedimen mempunyai ciri lain yaitu : 
- keseragaman berukuran buah penyusunnya kecuali konglomerat dan breksi.
- tidak berkristal.
- adanya kenampakan fosil.

Batuan sedimen bisa dikelompokkan dari : tenaga yang mengendapkannya, tempat pengendapannya, dan genesisnya

1. Berdasarkan tenaga pengendapnya
a. Sedimen aquatis adalah batuan yg pengendapannya oleh energi/gerakan air (sungai, danau, dan hujan)
b. Sedimen aeolis/aeris merupakan batuan yg pengendapannya sang energi angin. Contohnya tanah loss (di Gurun Gobi, tanah pasir, gumuk pasir (sandune).
c. Sedimen glasial adalah batuan yg pengendapannya sang tenaga gletser. Contohnya morena, esker, drumlin.
2. Berdasarkan  loka pengendapannya
a. Sedimen teristris merupakan batuan yang diendapkan pada daratan
b. Sedimen marine merupakan batuan yg diendapkan pada laut
c. Sedimen limnis adalah batuan yang diendapkan di dasar danau
d. Sedimen fluvial adalah batuan yang diendapakan pada badan sungai

1. Berdasarkan genesisnya
a. Sedimen mekanik
Sedimen mekanik adalah sedimen yg tersusun oleh materi fragmen-fragmen batuan yang disementasi sang zat perekat contohnya kapur, silisium atau materi-materi yang mengandung besi. Sedimen mekanik disebut jua dengan sedimen klastik. Contoh batuan sedimen mekanik/klastik : batu pasir, konglomerat, breksi, dan sebagainya.
Breksi tersusun sang fragmen batuan yg bersudut tajam yang terekat satu sama lainnya. -- Breksi umumnya terbentuk di bawah lereng-lereng curam yang padanya terjadi penumpukkan fragmen-fragmen batuan hasil pelapukan di atasnya.
- Konglomerat  tersusun oleh fragmen-fragmen batuan yang bersu-dut tumpul atau bulat dan terekat satu sama lainnya.

b. Sedimen kimia
Sedimen kimia merupakan batuan sedimen yang terbentuk secara kimia yaitu batuan-batuab yg pribadi mengendap menurut larutan-larutan yg mengandung banyak sekali unsur kimia seperti garam dapur, gipsum, batu gamping. Pembentukan sedimen semacam ini terjadi karena proses-proses penguapan, konsentrasi, serta pengendapan larutan-larutan yg sudah jenuh. Penguapan air laut atau danau akan menyebabkan konsentrasi garam pada larutan menjadi tinggi serta selanjutnya akan membentuk batuan residu endapan kimia. 

Batuan lain yg umumnya dibuat melalui penguapan adalah batu kapur. Batu tetes yaitu stalaktit serta stalagmit di goa-goa kapur pula adalah endapan kimiawi. Air hujan yg poly mengandung CO2 akan melarutkan CaCO3 dan membangun senyawa baru Kalsium Bikarbonat. Sementara airnya mengalir sebagai genre sungai bawah tanah, sedangkan larutan Kalsium Bikarbonatnya mengendap pada permukaan (langit-langit goa) membentuk stalaktit dan menetes pada lantai goa membangun stalagmit.  

1)  Kelompok batu gamping
- Batu Gamping Non-klastik diklaim juga Batu Gamping Koral karena penyusun utamanya merupakan Koral yg adalah anggauta Coelenterata. Batu gamping koral umumnya tidak memperlihatkan perlapisan yg baik. 
- Batu Gamping Klastik adalah output rombakan berdasarkan Batu Gamping Non-Klastik melalui proses erosi oleh air, tranportasi, sortasi, dan sedimentasi. Dalam proses perombakan ini akan tercampur menggunakan mineral lain yang adalah pengotor dan pemberi rona dalam gamping klastik. 

Dengan adanya sortasi pada pembentukan gamping klastik maka akan terjadi pengelompokkan dari berukuran butirnya seperti berikut ini :
- Kalsirudit merupakan batu gamping fragmental 
- Kalkarenit adalah batu gamping berukuran pasir 
- Kalsilutit adalah batu gamping berukuran lempung 
- Dolomit (MgCO3) umumnya terjadi karena proses pelindihan (leaching) atau peresapan unsur Mg menurut air bahari ke pada batu gamping. Proses ini diklaim menggunakan Dolomitisasi yaitu pergantian Ca sang unsur Mg. 
- Kalsit (CaCO3)) adalah mineral Kalsium Karbonat murni menjadi hasil pengkristalan kembali larutan batu gamping lantaran dampak airtanah atau air hujan. 
- Fosfat merupakan hasil reaksi antara batu gamping denga kotoran burung serta kelelawar yang mengandung asam fosfat . 
- Rijang (SiO2) terbentuk menurut proses replacement terhadap batu gamping oleh silika organik atau an-organik. Rijang mempunyai butiran kristal yg sangat halus (crypto-cristalin).
2)  Kelompok sedimen non-gamping
Yang termasuk pada gerombolan sedimen non-gamping antara lain :Bentonit – Zeolit 
# Diatomea – Mangaan 
#Feldspar

c. Sedimen organik
Sedimen organik merupakan batuan sedimen yg dibentuk oleh proses-proses pengendapan organisme baik fauna juga tumbuhan yg sudah mangkat . Beberapa model batuan sedimen organik adalah sebagai berikut :
- Batu Bara terbentuk menurut pengendapan tanaman rawa yg telah mati berubah menjadi tanah gambut serta selanjutnya menjadi batu bara muda dan batu bara. 
- Endapan Diatomea terbentuk menurut endapan Diatomea yaitu flora bersel satu yg banyak hayati pada laut atau danau garam.
- Batu Karang adalah sedimen yang dibuat oleh hewan-hewan karang

Beberapa batuan sedimen yg adalah bahan galian bermanfaat
1. Lempung :
a. Lempung residu
b. Lempung sedimen (tanah liat)
2. Pasir kwarsa
3. Intan (C)
4. Kaolin (Al2O3  2SiO2 2H2O)
5. Zirkon/batu Yakut (ZrSiO4)
6. Korundum (Al2O3)
7. Kalsedon (Batu Mirah, Rubby, Jasper
8. Opal (Kalimaya, Biduri Kluwung, Agat)
9. Kuarsa Kristal
10. Sirtu  

C. Batuan Metamorfosa
Batuan metamorfosa disebut pula batuan malihan yaitu batuan yang berubah sifat/susunan kimianya serta atau bentuk fisiknya. Sumber atau bahan dasar batuan metamorfosa adalah batuan beku, batuan sedimen serta bahkan batuan metamorfosa sendiri. Yang menyebabkan perubah-an terdapat 2 faktor yaitu temperatur serta tekanan. Dengan temperatur yang tinggi serta tekanan yang akbar, maka batuan beku atau batuan sedimen pada waktu yg relatif usang akan mengalami perubahan baik fisik maupun komposisi kimianya. 
Tingginya temperatur dapat bersumber dari aneka macam faktor, diantara-nya karena adanya intrusi magma, aliran gas/cairan panas, gesekan batuan, serta gradien panas bumi. Adapun tekanan yang dapat mempe-ngaruhi proses metamorfosa, ada 2 macam yaitu :
- Tekanan yang bersifat tidak aktif yaitu tekanan sang berat beban materi/ batuan pada atasnya, 
- Tekanan yang bersifat bergerak maju yaitu tekanan yang bersumber berdasarkan gaya-gaya tektonik (diatropisme).

Jenis Batuan Metamorfosa
1. Metamorfosa Thermal
Pada proses Metamorfosa Thermal, temperatur yg tinggi merupakan faktor utama yang berperan dalam mengubah batuan awal. Metamorfosa Thermal umumnya terjadi terhadap batuan yang letaknya dekat dengan magma atau pada kurang lebih daerah intrusi magma, misalnya halnya  Batolit, Lakkolit, Sill, Dike, serta sebagainya, sehingga batuan di sekitarnya menerima panas (temperatur) yang tinggi eksklusif menurut magma. Oleh karenanya di sekitar daerah intrusi atau batuan beku pada poly terjadi proses metamorfosa. Metamorfosa Thermal diklaim jua Metamorfosa Kontak. Bahan galian yg terjadi lantaran prose metamorfosa ini diantaranya : besi, timah, tembaga, silikat besi-magnesium-alumunium, dan zink output menurut malihan limestone dan calcareous shale.
2. Metamorfosa Geothermal
Metamorfosa Geothermal merupakan proses metamorfosa yg terjadi karena pengaruh geothermal atau gradien panas bumi dan tanpa dipengaruhi sang panas magma atau panas diastropik. Metamorfosa jenis ini banyak terjadi pada daerah-wilayah sedimen yg tebal, seperti endapan geosinklinal yg bisa mencapai puluhan ribu meter.
3. Metamorfosa Dinamo
Pada proses Metamorfosa Dinamo, tekanan yang akbar merupa-kan faktor utama yang berperan dalam mengganti batuan awal. Tekanan ini berasal dari proses diastropik, sebagai akibatnya jenis metamorfosa ini banyak dijumpai pada wilayah-daerah patahan dan lipatan yang luas. Metamorfosa ini diklaim jua Metamorfosa Regional. Batu Sabak  (Slate)  berasal menurut lem-pung salah satu contoh hasil metamorfosa dinamo
4. Metamorfosa Pneumatolitis Kontak
Pada proses metamorfosa ini, gas-gas yg berasal menurut magma yg sedang berkiprah ke atas bisa mengganti batuan sekeliling yg dilaluinya dan dapat membentuk mineral baru. 
Contohny :
- Turmalin merupakan sejenis batu permata yang dari menurut kuarsa yang dipengaruhi sang gas Borium. 
- Topas adalah homogen batu permata yg dari berdasarkan kuarsa yg dipengaruhi oleh gas Flurium. 
5.  Metamorfosa Metasomatisme
Rekristalisasi batuan beku lantaran intrusi baru.
6.  Metamorfosa Hidrotermal
Perubahan lantaran dampak air panas menurut magma juga air tanah yang mengalami pemanasan. Baca juga: Genesa batuan sedimen

Popular posts from this blog

Pembagian Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia Terbaru

ADZAN IQOMAH DAN DOA SESUDAH ADZAN TERBARU

Mencari Keliling dan Luas Gabungan Dari Persegi Panjang dan Setengah Lingkaran Terbaru