Sejarah Penginderaan Jauh
Penginderaan jauh (remote sensing) secara sederhana merupakan teknik untuk mengambil objek di permukaan bumi dari udara dengan bantuan sensor. Penginderaan jauh modern mulai dikenal manusia pada 1858 ketika Gaspard-FelixTournachon pertama kali memotret kota Paris dengan menggunakan Balon Udara.
Inderaja kemudian digunakan dalam zaman Perang Dunia 1 serta dua dimana negara-negara yg berperang memakai data inderaja menjadi pedoman planning misi pertempuran. Perkembangan inderaja semakin pesat kurang lebih tahun 1960an ketika roket pembawa satelit pertama TIRROS (Televison and Infrared Observation Satellite) diluncurkan. Pada zaman dahulu pemotretan hanya menghasilkan suatu gambaran hitam putih serta belum berwarna seperti kini ini. Seiring dengan perkembangan IPTEK, teknologi inderaja semakin canggih serta sensor yg dipakai semakin beragam misalnya infrared, sonar serta lainnya. Seiring dengan berakhirnya perang dunia, fungsi inderaja bergeser dari asalnya buat kepentingan ekpansi militer sekarang lebih menunjuk kepada upaya peningkatan kesejahteraan warga . Dalam disiplin ilmu geografi, inderaja sebagai sebuah alat bantu yg dapat menyajikan citra bagian atas bumi pada bentuk nyata.
Indonesia sebagai negara kepulauan sangat memerlukan inderaja untuk menginventarisasi sumberdaya alam di seluruh pulau dalam waktu relatif cepat dan biaya yang lebih efisien. Saat ini dengan semakin pentingnya inderaja bagi kehidupan, beberapa Fakultas Geografi di berbagai Universitas di Indonesia mulai membuka jurusan Teknik Penginderaan Jauh yang diharapkan nantinya akan menghasilkan ahli-ahli inderaja yang dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Penginderaan jauh pada dasarnya merupakan suatu ilmu yang utuh, namun jika digunakan dalam membantu pekerjaan ilmu lain seperti geografi maka inderaja menjadi sebuah teknik atau alat bantu dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan fenomena geosfer.
Sumber serta Gambar:
BSE Geografi