Struktur Ekosistem
Jika kita memasuki suatu ekosistem baik ekosistem daratan maupun perairan, kita
akan menjumpai adanya dua macam organisme hidup yang merupakan komponen
biotik ekosistem. Kedua macam komponen biotik tadi merupakan berikut adalah:
1. Komponen autotropik, yaitu komponen hayati yg terdiri atas organisme yang
mampu membuat kuliner (tenaga) menurut bahan-bahan anorganik melalui
proses fotosintesis ataupun kemosintesis;
2. Komponen heterotropik, yaitu komponen hayati yg terdiri atas organisme
yang memakai, mengubah atau memecah bahan organik kompleks yang
telah ada yg dihasilkan oleh komponen autotropik.
Secara struktural ekosistem mempunyai enam komponen menjadi berikut:
1. Bahan anorganik, diantaranya meliputi C, N, CO2, H2O, serta lain-lain. Bahan-bahan
ini akan mengalami daur ulang;
2. Bahan organik, yang meliputi karbohidrat, lemak, protein, bahan humus, dan
lain-lain. Bahan-bahan organik ini adalah penghubung antara komponen
biotik serta abiotik;
3. Kondisi iklim, yg meliputi faktor-faktor iklim, contohnya angin, curah hujan,
dan suhu;
4. Penghasil adalah aneka macam organisme autotrof, terutama tumbuhan hijau daun
(berklorofil). Organisme-organisme ini mampu hayati hanya dengan bahan
anorganik lantaran sanggup menghasilkan energi makanan sendiri, misalnya
dengan fotosintesis. Selain tanaman berklorofil, pula terdapat bakteri kemosintetik
yang bisa membuat tenaga kimia dengan reaksi kimia, serta peranan
bakteri kemosintetik ini begitu besar apabila dibandingkan dengan tumbuhan
fotosintetik;
5. Makrokonsumen adalah organisme heterotrof, terutama fauna-hewan.
Organisme ini hidupnya tergantung dalam organisme lain, serta hidup dengan
memakan materi organik yang dibuat oleh penghasil;
6. Mikrokonsumen merupakan organisme-organisme heterotrof, sapotrof, dan
osmotrof, terutama bakteri serta fungi. Mereka inilah yg memecah materi
organik yg berupa sampah dan bangkai, menguraikannya sehingga terurai
menjadi unsur-unsurnya (bahan anorganik). Kelompok ini pula dianggap sebagai
organisme pengurai.
Secara fungsional ekosistem bisa dipelajari menurut proses yang berlangsung di
dalamnya, serta masih ada enam proses menjadi berikut:
1. Lintasan atau genre tenaga;
2. Rantai kuliner;
3. Pola keragaman berdasar saat serta ruang;
4. Daur ulang (daur) biogeokimiawi;
5. Perkembangan dan evolusi;
6. Pengendalian atau sibernetika.
Sering terjadi bahwa proses autotropik dan heterotropik dan organisme-organisme
yang bertanggung jawab atas proses-proses tersebut terpisah (secara tidak
sempurna), baik menurut ruang atau waktu. Sebagai contoh dapat disebutkan
bahwa di hutan, misalnya proses autotropik terjadi dalam waktu proses fotosintesis
berlangsung yang umumnya lebih poly terjadi pada bagian kanopi hutan,
sedangkan proses heterotropik lebih poly terjadi pada bagian atas lantai hutan (hal
ini terpisah berdasar ruang). Proses autotropik juga terjadi dalam ketika siang hari,
sedangkan proses heterotropik bisa terjadi baik dalam siang ataupun malam hari
(terpisah berdasarkan ketika).
Adanya pemisahan tersebut pula dapat dilihat dalam ekosistem perairan. Pada
ekosistem perairan, lapisan bagian atas yg dapat ditembus sang sinar matahari
merupakan lapisan autotropik. Dalam lapisan ini proses autotropik adalah
dominan, di mana lapisan perairan paling bawah yg tidak tembus sinar matahari
merupakan lapisan heterotropik. Di pada lapisan ini berlangsung proses
heterotropik.