TAHAPTAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK TERBARU

Perkembangan kehidupan  manusia termasuk siswa atau perkembangan siswa dapat digambarkan pada tiga periode(Semiawan, 2018), yaitu  periodeprogresif (usia  0–20 tahun), stabil(21-65 tahun), dan  regresif  (umur 66-80 tahun).  Siswa Sekolah Menengah pertama berkisarpada  usia  12-15 tahun yg  dalam periodisasi tadi termasuk dalam periode progresif. Periode iniditandai peningkatan dan kemajuan (progress)dalam berbagai kemampuan.


Pada tahap perkembangan siswa / anak didik dalam periode progresif  anak lebih lebih banyak didominasi dorongan buat tumbuh danberkembang (self generated)dibandingkan menggunakan dorongan buat bertahan (self sustaining). Anak pada  periode ini  ditandai menggunakan perkembangan fisik yangbegitu cepat, kematangan emosional, intelektual, sosial, maupun perkembanganbakat serta kreativitas. Seorang pakar perkembangan, Hurlock  menguraikanrentangankehidupan manusia yang  terdiri atassebelas masa yaitu: (1) Prenatal: saat konsepsi sampai lahir; (dua) Masa neonatus      : lahir sampai akhir minggu ke 2 setelahlahir; (3) Masa bayi: akhir minggu ke 2 sampai akhir tahun kedua; (4) Masakanak-kanak: Dua tahun sampai enam tahun; (5) Masa kanak-kanak akhir     : Enam tahun hingga sepuluh atau sebelastahun; (6) Pubertas/preadolescence: Sepuluh tahun atau duabelas tahun sampaitiga belas atau empat belas tahun; (7) Masa remaja awal: Tiga belas atau empatbelas tahun sampai tujuh belas tahun; (8) Masa remaja akhir: Tujuh belas tahunsampi duapuluh satu tahun; (9) Masa dewasa awal: Duapuluh satu tahun sampaiempat puluh tahun; (10) Masa 1/2 baya: Empat puluh hingga enampuluh tahun;serta (11) Masa tua: Enam puluh tahun sampai tewas dunia.

======================================


======================================

Dalam pembagian rentangan usia menurutHurlock di atas, tahap perkembangan peserta didik / anak didik SMP termasuk ke pada rentangan  usia pubertas/preadolesence serta  remaja awal.liangmembagi masa “puberteit” sebagai berikut: (1) Pra Puberteit,(laki-laki :13–14 tahun) fase Negatif,   (wanita:12–13 tahun) sturmdung drang; (2) Puberteit, (       laki-laki :14–18tahun ) Merindu, (Wanita: 13–18 tahun) Puja; dan (3) Adolescence, (laki –laki:19-23 tahun ), (perempuan : 18–21 tahun ).

Pengertian Pubertas

         Pubertas  adalah suatu  periode dimana  kematangan  kerangka serta seksual  terjadi   secara pesat  terutama  dalam awal masa  remaja. Pubertas  adalah suatu  proses  yang terjadi  berangsur-angsur. Pubertasmerupakan peride transisi  dalamperalihan antara masa kanak-kanak menggunakan masa remaja; diklaim kanak-kanak tidaktepat, sementara ia belum bisa dikatakan sebagai remaja. Ahli lainmenyebutkan  pubertas sebagai  usia sebagai orang; suatu periode dimana  anak dipersiapkan buat mampu menjadiindividu yang dapat melaksanakan tugas pokok secara  biologis berupa melanjutkan keturunannya atauberkembang- biak. Periode  ini sangatsingkat karena dialami oleh individu dalam saat 2 sampai 4 tahun lamanya.
Pubertas diistilahkan menjadi “fase negative”(Charlotte Buhler). Diistilahkan sebagai “fase” karena waktunya demikian singkatdalam kurun ketika garis kehidupan. Disebut “negatif” karena terdapat sikap dansifat-sifat negatif yang belum terlihat dalam masa kanak-kanak.  Hurlock menguraikan secara rinci tentanggejala – tanda-tanda negative phase ini sebagai berikut: harapan buat menyendiri(desire for isolation),berkurang kemauan buat bekerja (disinclination), kurang koordinasi fungsi – fungsi tubuh (incoodinations), kejemuan (boredom), kegelisahan (restlessess),kontradiksi sosial (social antagonism),kontradiksi terhadap kewibawaan orang dewasa (resistance to authority), kepekaan perasaan (heightened emostionality), kurangpercaya diri (lack of self-confidernce),mulai timbul minat pada lawan seks (preoccupationwith sex), kepekaan perasaan susila (excessive modesty), serta kesukaan berkhayal (day dreaming).
          Pubertasmerupakan periode yang keluarnya secara bhineka antara individu satudengan individu lainnya. Siswa  yang  cepat  memberitahuakn “gejala puber” dan terdapat juga yg lambat. Tetapi  jarangsiswa  yg cepat  menampakan sampai sebelum usia 11 tahun danjarang juga yg terlalu lambat memasuki masa pubertas yg sampai melampauiusia 14 tahun.

Tahap perkembangan siswa / anak didik Secara Fisik

Tahap perkembangan siswa / anak didik secara fisik  terkait  dengan perubahan  hormonal serta perubahan  tubuh. Perubahan  ini  lebih awal pada  wanita berdasarkan dalam  laki-laki . Empat  karakteristik perubahan   tubuh yg  paling menonjol pada  wanita adalah: (1) pertambahan  tinggibadan yg cepat, (dua) menarche, pertumbuhan butir dada, (tiga) pertumbuhan rambutkemaluan.  Empat  perubahan tubuh yg  paling menonjolpada  laki-laki adalah: (1)pertambahan  tinggi badan yg cepat, (dua)pertumbuhan penis, pertumbuhan testis, dan pertumbuhan  rambut kemaluan (Santrock, 1995).
Faktor yg  menyebabkan pertumbuhan  kumis dalam  remaja  pria dan melebarnya  pinggul pada  anak-anak wanita adalah banjirnya  hormon, yaitu zat-zat kimia  yang sangat  kuat yang disekresikan  olehkelenjar-kelenjar  endokrin dan  dibawa keseluruh tubuh oleh genre darah. Konsentrasi hormon-hormon tertentumeningkat. Hormon testosteronhormon  yang berkaitan menggunakan  perkembangan indera  kelamin, pertambahan tinggi, dan perubahansuara  dalam  anak laki-laki .  Estradioladalah  suatu  hormon yg berkaitan denganperkembangan  buah dada, rahim, serta  kerangka pada  anak-anak wanita.   Perubahan biologis ditandai menggunakan karakteristik-karakteristik seks primer, seks sekunder.secara  rinci  bisa diuraikan sebagai berikut.

(1)Ciri-ciriseks primer, jelas membedakan dua jenis kelamin. Perkembangan organ-organ seksbagi si puber perempuan ditandai menggunakan adanya haid pertama atau “menarche” yangdisertai dengan berbagai perasaan tak enak bagi yang mengalaminya; sedangkanperkembangan organ–organ seks bagi si puber laki-laki pada tandai oleh adanya “mimpipolusi” atau “mimpi basah” yang di kenal menggunakan “nocturnal emissions”.


(dua) Ciri-ciri seks sekunder lebih kentara membedakanantara 2 jenis kelamin. Gejala yang ditunjukkan oleh si puber perempuan antaralain pinggul yang mengembang serta membulat, butir dada yg semakin menonjol,tumbuhnya rambut di wilayah alat kelamin, ketiak, lengan serta kaki, sertaperubahan bunyi menurut bunyi kanak-kanak menjadi merdu (meodius), kelenjarkeringat lebih aktif serta tak jarang tumbuh jerawat, kulit menjadi lebih kasardibandingkan kulit anak. 


Gejala-gejala puber yg ditunjukkan sang laki-laki antaralain otot-otot tubuh, dada, lengan, paha serta kaki tumbuh bertenaga; tumbuhnya rambutdi daerah alat kelamin, betis serta kadang-kadang dada; terjadi perubahan suara,yaitu nada dan bunyi merendah sampai hingga akhir masa remaja, volume suaraturun satu oktaf, aktifnya kelenjar-kelenjar ini menghasilkan keringat yangbanyak walaupun mereka bergerak sedikit saja. Pada usia 11/12 tahun umumnya perempuan lebih cepat pertumbuhannya dibandingkanpria. Inilah keliru satu sebab tak jarang terdapat puber laki-laki yang menjauhi bahkanbermusuhan menggunakan puber perempuan atau disebut “sex antagonisme.” Dalampertumbuhan biologis lebih lanjut, si puber wanita lebih memperlihatkan lekuktubuh yang menarik, serta si puber pria lebih memperhatikan tubuh kekar; merekamulailah timbul saling tertarik antara 2 jenis kelamin. Hal yg demikian inidipengaruhi sang daya tarik seksual atau “sex appeal”.

Tahap perkembanganpeserta didik / siswa dicermati dari Perkembangan  Sosial dan Emosional
Perilaku sebagian karakteristik pubertas iniditunjukkan pada perilaku, perasaan,  keinginandan perbuatan–perbuatan. Sikap pubertas yang paling menonjol antara lain adalahsikap tidak hening dan tidak menentu, hal yang dahulu menarik kini tidaklagi; adanya penentangan terhadap orang lain, kontradiksi tertuju dalam orangdewasa atau orang yg lebih berkuasa; adanya sikap negatif yaitu kuranghati-hati, getol mengungkapkan orang lian, cepat tersinggung, gampang curiga dansebagainya. Perasaan pubertas yang sangat menonjol diantaranya merupakan rasasedih, yaitu ingin menangis serta murka meskipun penyebabnya “remeh”, memusuhijenis kelamin lain; adanya rasa bosan terhadap permainan yg pernahdisenanginya. Hal perasaan lain yg tampak adalah harapan buat menyendiridan senang melamun tentang dirinya. Perbuatan–perbuatan yang seringkali tampak antaralain terlihat enggan bekerja, tampak selalu lelah, kadang-kadang perilakunya“nir sopan”. Secara rinci perkembangan sosial serta  emosional  bisa dijelaskan  sebagai berikut.

(1) Pada masa ini  perasaan remaja   sangat peka; remaja mengalami badai dantopan dalam kehidupan perasaan serta emosinya. Keadaan semacam ini diistilahkansebagai “storm and stress” Tidak aneh lagi bagi orang yg mengerti kalaumelihat sikap dan sifat remaja yang sesekali sangat bergairah dalam bekerja,tiba-datang berganti lesu; kegembiraan yang meledak bertukar dengan rasa sedihyang sangat, rasa konfiden diri berganti rasa ragu diri yang berlebihan. Termasukdalam pendidikan dan laporan kerja nir dapat direncanakan dan ditentukannya.lebih-lebih dalam persahabatanya dan “cinta”, rasa persahabat tak jarang bertukarmenjadi senang , ketertarikan pada lain jenis senang “loncat-loncatan” atau “cinta– kera”.

(dua) Perkembangansikap dan moral
Perkembangansikap serta moral yg menonjol terutama  menjelang   akhir masa remaja. Organ–organ seks yangtelah matang mengakibatkan remaja mendekati versus seks. Ada dorongan–doronganseks dan kesamaan memenuhi dorongan itu, sebagai akibatnya kadang-kadang dinilaioleh masyarakat nir sopan. Tambahan juga, terdapat keberanian mereka menonjolkan “sexappeal” dan keberanian pada pergaulan serta “menyerempet “ bahaya. Darikeadaan tadi itulah kemudian sering timbul perkara dengan orang tua atauorang dewasa lainya.

(tiga) Permasalahan orang tua – remaja
Masaawal remaja  adalah suatu  periode waktu   permasalahan dengan orang tuameningkat. Peningkatan ini bisa ditimbulkan oleh sejumlah faktor:perubahan  biologis  pubertas, kognitif, peningkatan idealisme danpenalaran logis, perubahan sosial yang berfokus dalam  kemandirian serta bukti diri, perubahankebijaksanaan  dalam orang tua.  
Statusremaja awal nir saja sulit ditentukan, bahkan membingungkan. Perlakuan yangdiberikan oleh orang dewasa terhadap remaja awal acapkali berganti-ganti. Adakeraguan orang dewasa untuk memberikan tanggung jawab kepada remaja menggunakan dalih“mereka masih kanak-kanak.” Namun, dalam lain kesempatan si remaja awal seringmendapat teguran sebagai “orang yang sudah besar ” jika remaja awalbertingkah laris kekanak-kanakan. Akibatnya, si remaja pun menerima sumberkebingungan   dan menambah masalahnya.

(4) Otonomi dan Attachment
Banyak orang tua mengalami  kesulitan pada  menangani  tuntutan remaja akan otonomi. Walaupun tuntutan  ini adalah alah satu  tanda perkembagnan remaja. Tuntutan remaja  akan  otonomi serta tanggung  jawab membingungkan dan membuat murka orangtua. Orang tua  menduga remajamelepaskan diri menurut genggamannya. Orang tua mungkin frustrasi lantaran berharap remaja menuruti nasehat mereka serta maumeluangkan saat  bersama dengankeluarga.
Kemampuan remaja buat meraih swatantra serta memperoleh kendali atas perilakunya dicapaimelalui reaksi-reaksi orang dewasa yang sempurna terhadap keinginan remaja untukmemperoleh kendali.
Attachment yg  kokohatau  keterkaitan menggunakan orang tua  meningkatkan rekanan teman sebaya  yg kompeten dan relasi  erat yg positif di luar famili.

(5)  Relasi  remaja dengan  orang tua
Perubahan-perubahan fisik, kognitif dan sosial  dalamperkembangan remaja  mensugesti  hakikat rekanan  orang tua-remaja. Perubahan-perubahan  interaksi pengasuhan  yg terjadi  juga mempengaruhi  hakekat rekanan ini.

(6)  Klik serta kelompok
Relasi  dengankelompok  teman sebaya   dalam masa  remaja dapat  dikatagorikan pada 3  bentuk:   kelompok yaitu  kelompok yg terbesar   serta kurang bersifat  langsung, klik yaitu  grup yang lebih kecil, memilki  kedekatanyang  lebih besar   diantara anggota-anggota, persahabatan individual.  Tekanan buat  mengikuti teman-temansebaya   merupakan  bertenaga selama  masa  remaja.

(7) Berkencan
Berkencan bisa  adalah   suatu bentuk seleksi pasangan,  rekreasi, asal status  dan prestasi, serta  suatu lingkungan buat belajar tentang rekanan yg akrab. Kebanyakan remaja  melakukan  aktivitas ini. Remaja  perempuan cenderung lebih tertarik   dalam penanjakan keintiman dankepribadian   berdasarkan pada  remaja pria.

(8)  Masa remaja awal merupakan masa yg kritis
Remajaawal dikatakan kritis sebab pada masa ini remaja akan dihadapkan menggunakan soalapakah dia bisa menghadapi dan memecahkan masalahnya atau nir. Keadaan remajayang bisa menghadapi suatu masalahnya menggunakan baik, sebagai kapital dasar   dalam menghadapi kasus selanjutnya.

Perubahan–perubahanhubungan antara remaja pria serta remaja wanita yg terjadi sepanjang periodepubertas dan masa remaja awal, misalnya yang pernah digambarkan oleh Scheinfelddalam matrik menjadi berikut.

Dalam usia 9 – 11 tahun
Para pubertas laki-laki merasa bermusuhan atau tidak peduli terhadap teman wanita, namun si puber perempuan mulai menampakan perhatiannya pada teman pria
Dalam usia 11 – 14 tahun
Para remaja mengadakan kolaborasi dalam grup-kelompok. Beberapa di antara mereka telah mulai menjalin huibungan “cinta”.
Dalam usia 15 – 16/17 tahun
Antara remaja laki-laki dan perempuan telah banyak yg mengadakan kencan (dating) atau “going steady.”


Tahap perkembanganpeserta didik / siswa dicermati menurut Perkembangan  Kogniti
Perkembangan kognitif  terkait menggunakan  bagaimana cara  remaja  berpikir. Pemikiran  remaja semakin abstrak, logis dan idealistik; lebih  mampu menguji  pemikiran diri sendiri,pemikiran orang lain, serta  apa yangorang  lain pikirkan tentang  diri mereka serta cenderung  menginterpretasikan   serta memantau  global sosial.perkembangan  kognitif  terkait menggunakan  teori Piaget tentang  operasional  formal, kognisi sosial serta   pengambilan keputusan.

(1)Pemikiran  Operasional  Formal
Menurut  Piaget pemikiran  operasional  formal berlangsung antara  usia  11-15 tahun. Pemikiran   operasional formal lebih  tak berbentuk dibandingkandengan   pemikiran seorang anak.  Remaja nir  lagi terbatas  dalam pengalaman nyata aktual menjadi dasar pemikiran.  Sebaliknya  mereka bisa membangkitkan  situasi –situasi imajinasi, kemungkinan-kemungkinan hipotetis, atau  dalil-dalil danpenalaran yg benar-benar  abstrak.   Pada usia 12 tahun kemampuan anak untukmengerti kabar tak berbentuk  sempurna.selanjutnya kesempurnaan mengambil kesimpulan serta liputan abstrak dimulaipada usia 14 tahun. Akibatnya si remaja awal senang menolak hal-hal yg tidakmasuk nalar. Pertentangan pendapat  seringterjadi menggunakan orang tua, pengajar, atau orang dewasa lainnya jika mereka (remaja)mendapat pemaksaan buat menerima pendapat tanpa alasan rasional. Tetapi, denganalasan yg lumrah, remaja pula cenderung mengikuti pemikiran orang dewasa.

Selain  kepandaian tak berbentuk, pemikiran remajajuga  idealis. Remaja  mulai berpikir   tentang ciri-ciri ideal bagi mereka sendiri dan  orang lain danmembandingkan diri mereka serta orang lain dengan baku-standar  ideal ini.

Remaja  pula bisa berpikir   lebih logis.  Remaja mulai berpikir misalnya ilmuan, yg menyusun  rencana-rencana  buat memecahkan kasus dan mengujipemecahan perkara secara  sistimatis.
(dua)  Kognisi Sosial
Perubahan-perubahan   yg mengesankan   dalam kognisi  sosial sebagai ciri  perkembagnan  remaja. Remaja  menyebarkan suatu  egosentris khusus.  Menurut Santrock  egosentris remaja  mempunyai 2 bagian yaitu  penontonkhayalan serta dongeng  eksklusif. Penonton  imajinasi adalah bahwa  keyakinan remaja  bahwa orang  lain memperhatikan dirinyasebagaimana  halnya menggunakan  dirinya sendiri.  Perilaku mengundang  perhatian, ingin tampil dan  diperhatikan generik terjadi pada  masa remaja. Dongeng  langsung  artinya bagian berdasarkan egosentrisme remaja  yang mencakup perasaan unik seorang anakremaja. Rasa unik langsung remaja  membuatmereka merasa bahwa  nir seorangpunmengerti  bagaimana  perasaan mereka sebenarnya.
(tiga) Pengambilan Keputusan
Masa  remaja merupakan  masa semakin  meningkatnya pengambilan keputusan.  Remajamengambil keputusan tentang  masa depan,teman-teman mana  yg  dipilih. Remaja  yang lebih tua lebih kompeten dibandingkan dengan  remaja yang lebih muda. Transisi pengambilan keputusan  timbul kira-kira dalam  usia 11 sampai  12 tahun dan  dalam usia  15 hingga 16 tahun.
Remaja  perlu poly  peluang  buat  mempraktekkandan  mendiskusikan  pengambilan keputusan yg  realistis. Banyak  keputusan-keputusan  dunia konkret terjadi didalam atmosfir yg menegangkan, yg mempunyai faktor-faktorseperti kendala waktu serta  keterlibatanemosional. 
Pengambilankeputusan bisa dilakukan  melaluibimbingan kelompok  tentang    banyak sekali pertarungan  tentang  seks, obat-obatan.

Tugas-tugas Perkembangan Remaja

Tugas perkembangan adalah tugas-tugas yangmuncul dalam setiap periode perkembangan individu selama hidupnya. Kerberhasilanmenyelesaikan tugas perkembangan dalam periode perkembangan tertentu, akanmembantu individu pada menyelesaikan tugas perkembangan pada periodeperkembangan selanjutnya. Demikian kebalikannya, kegagalan dalam mencapai tugasperkembangan pada periode perkembangan eksklusif akan Mengganggu penyelesaiantugas perkembangan dalam periode selanjutnya. Terdapat sepuluh tugasperkembangan bagi para remaja, yaitu sebagai berikut.


(1) Mencapai hubungan sosial yg lebih matangdengan teman-teman sebaya, baik dengan sahabat-teman sejenis juga menggunakan jeniskelamin yg lain. Artinya para remaja memandang gadis-gadis sebagai wanita danlaki-laki sebagai laki-laki , menjadi manusia dewasa di antara orang–orangdewasa. Mereka  bisa bekerja sama denganorang lain menggunakan tujuan–tujuan bersama, dapat memahami serta mengendalikanperasaan–perasaan langsung serta belajar memimpin orang lain tanpa dominasi.

(2) Dapat menjalankan peranan-peranan sosialmenurut jenis kelamin masing-masing; merupakan mempelajari dan menerima perananmasing-masing sinkron dengan ketentuan-ketentuan/kebiasaan-kebiasaan masyarakat.


(3) Menerima fenomena (empiris) jasmaniah sertamenggunakannya seefektif-efektifnya menggunakan perasaan puas.


(4) Mencapai kepuasan emosional berdasarkan orang tuaatau orang dewasa lainnya. Ia nir kekanak-kanakkan lagi, yg selalu tertarikkepada orang tuanya. Ia membebaskan dirinya berdasarkan ketergantungannya terhadaporang tua atau orang lain.


(5) Mencapai kebebasan ekonomi. Ia merasa sanggupuntuk hayati dari usahanya sendiri. Ini terutama sangat penting bagilaki-laki. Akan tetapi dewasa ini bagi kaum wanita pun tugas iniberangsur-angsur sebagai sangat krusial.


(6) Memilih serta mempersiapkan diri buat pekerjaanatau jabatan. Artinya belajar memilih satu jenis pekerjaan sinkron denganbakatnya dan mempersiapkan diri buat pekerjaan tersebut.


(7) Mempersiapkan diri buat melakukan perkawinandan hidup berumah tangga. Mengembangkan perilaku yang positif terhadap kehidupankeluarga serta mempunyai anak. Bagi wanita ini wajib dilengkapi dengan pengetahuandan keterampilan sebagaiman mengurus tempat tinggal tangga (home management) dan memelihara anak.


(8) Mengembangkan kecakapan intelektual sertakonsep-konsep yg diperlukan buat kepentingan hayati bermasyarakat. Maksudnyaialah, bahwa buat menjadi warga negara yang baik perlu memiliki pengetahuantentang hukum, pemerintahan, ekonomi, politik, geografi, hakikat insan danlembaga-lembaga kemasyarakatan.


(9) Memperlihatkan tingkah laku yang secara sosialdapat dipertanggungjawabkan. Artinya, ikut dan pada kegiatan-kegiatan sosialsebagi orang dewasa yg bertanggungjawab, menghormati dan mentaatinilai-nilai sosial yang berlaku pada lingkungannya, baik regional maupunnasional.


(10) Memperoleh sejumlah norma-norma sebagaipedoman dalam tindakan-tindakannya dan menjadi pandangan hidupnya. Norma-normaitu secara sadar dikembangkan serta direalisasikan pada memutuskan kedudukanmanusia dalam hubungannya menggunakan alam semesta, serta pada hubungannya denganmanusia-masusia lain; menciptakan suatu gambaran global dan memelihara harmoniantara nilai-nilai langsung dengan yang lain.

Perkembangan Bakat, Minatdan Kreativitas

Bakat merupakan potensi yg dibawa semenjaklahir sang setiap individu, yg bisa dikembangkan melalui pendidikan danlatihan. Potensi ini dapat diwujudkan sebagai suatu prestasi bila mendapatkesempatan pendidikan dan latihan sinkron dengan bidangnya. Kreativitas adalahkemampuan cipta, karsa dan karya seseorang buat bisa membentuk sesuatu yangbaru. Sesuatu yg baru itu dapat ditemukan dengan menghubungkan ataumenggabungkan sesuatu yang sudah terdapat. Minat adalah kesamaan serta fokusperhatian seseorang terhadap sesuatu hal atau adalah kegiatan tertentu.

Kreativitasadalah talenta yang dimiliki oleh setiap orang yang bisa dikembangkan denganpelatihan serta pelaksanaan yg tepat. Banyak studi telah dilakukan tentangperilaku kreatif berdasarkan para musisi, ilmuwan akbar, arsitek, pujangga, danpelukis. Hasilnya adalah bahwa proses kreativitasnya sama, baik kreativitas ituterpusat dalam pemecahan kasus sehari‑hari, atau penemuan ilmiah tingkattinggi. Untuk beberapa tahun, proses kreativitas dapat digambarkan dalam empattingkatan, yaitu fase persiapan, inkubasi (pengeraman), wawasan, danpengesahan.
Proseskreativitas individu dapat diuraikan  menjadi berikut: padatingkat persiapan, bisnis dibuat buat memahami dan mengerti tentang kebutuhanpersonal. Selanjutnya pada tahap inkubasi atau pengeraman. Kemudian padatingkat wawasan, yg membawa individu pada pengertian baru. Akhirnya, tingkat inovasi yg  menyadarkanindividu tentang wangsit kreatif‑pengesahan atau tingkat implementasi.pandangan  yang  galat adalah  menduga kreativitas  menjadi proses mental yang hanya dilakukan oleh orang tertentu saja seperti  pelukis, yg  membentuk produk baru dibidang seni.

Tingkat  Berfikir Kreatif

Terdapat 3  taraf  berfikir kreatif. Semiawan (1990)mengemukakan  3  tingkat kreativitas  yangmasing-masing  tingkat mempunyai  ciri kognitif dan  afektif.  Tingkatan kreatif mencakup: (1) Fungsi divergen; (dua) Proses pemikiran dan perasaanyang majemuk; serta (3) keterlibatan pada tantangan-tantangan nyata.

Tingkat I:Fungsi divergen

          Tingkat ini merupakan awal proseskreatif. Anak yg melakukan latihan dalam tingkat  ini  akan mengembangkan kemampuan divergen, yaitu keterbukaan terhadap berbagaikemungkinan.  Secara kognitif anakmengembangkan fungsi-fungsi divergen meliputi perkembangan berdasarkan kelancaran (fluency),kelenturan (flexibility), keaslian (originality), dan keterincian (elaboration)dalam berpikir.
  SelanjutnyaSemiawan menyebutkan,  bahwa  tingkat pertama  yg  dianggap tingkat  kreatif meliputi kesediaan untuk menjawab, keterbukaan terhadap pengalaman,kesediaan mendapat kesamaran atau kedwiartian (ambiguity), kepekaan terhadapmasalah serta tantangan, rasa ingin memahami, keberanian mengambil risiko, pencerahan,serta kepercayaan pada diri sendiri. Tingkat ini adalah landasan atau dasardi mana belajar kreatif berkembang. Dengan demikian, tahap ini mencakupsejumlah metode dan teknik yg bisa dipandang sebagai dasar berdasarkan belajarkreatif.

TingkatII: Proses pemikiran serta perasaan yang beragam

          Pada tingkat ini terjadi  peningkatan kemampuan  kreatif serta ciri  afektif  serta kognitif anak lebih diperluas danditerapkan. Segi pengenalan menurut tingkat II ini meliputi penerapan, analisis,buatan, dan evaluasi (penilaian). Di samping itu, termasuk pula transformasidari beraneka produk serta isi, keterampilan metodologis atau penelitian, danpemikiran yang melibatkan analogi serta kiasan (metaphor).
  Segiafektif pada taraf ini mencakup keterbukaan terhadap perasaan-perasaan dankonflik yg beragam, mengarahkan perhatian kepada perkara, penggunaan khayalandan tamsil, meditasi dan kesantaian (relaxation), dan pengembangan“keselamatan” psikologis dalam berkreasi atau mencipta. Terdapat penekanan yangnyata pada pengembangan pencerahan yg semakin tinggi, keterbukaan fungsi-fungsiprasadar, serta kesempatan-kesempatan untuk pertumbuhan langsung.

          Tingkat III: Keterlibatan dalamtantangan-tantangan yang nyata
          Proses kreatif dalam  tingkat pertama dan ke 2 adalah dasar bagi keterlibatan afektif serta kreatifterhadap permasalahan dan  tantangan yangnyata. Anak  mengalami  keterlibatan pada mengajukanpertanyaan-pertanyaan yg mandiri serta yang diarahkannya  sendiri. Siswa belajar kreatif mengarah padaidentifikasi tantangan-tantangan atau kasus-kasus yang berarti, pengajuanpertanyaan-pertanyaan yg berkaitan dengan perkara-perkara itu, danpengelolaan asal-sumber yang menunjuk pada perkembangan hasil atau produk(Semiawan, 1990).         Pada tingkat IIImencakup internalisasi  nilai-nilai dansistem nilai (Kratwohl dkk, 1964), keterikatan menggunakan mengajukanpertanyaan-pertanyaan yang produktif, serta upaya buat mencari pengungkapan(aktualisasi) diri dalam hayati (Maslow, 1968).

Memupuk  Iklim yg  Kreatif 

          Semiawan lebih lanjut menjelaskanbelajar kreatif bisa berlangsung secara lebih lancar dalam suatu iklim yangmenunjang pendayagunaan kreativitas. Untuk mendorong berpikir kreatif, perludiusahakan suatu suasana terbuka terhadap gagasan-gagasan baru. Lingkungansiswa perlu diusahakan agar ikut membantu menghilangkan hambatan-kendala untukberpikir kreatif. Dalam iklim yang kreatif ini terdapat anak didik serta guru, anakdan orang tua saling mendapat dan saling menghargai. Dukungan dan sikap positifdari guru, orang tua, pendidik, serta pengasuh, akan menyebabkan dorongan dalamdiri anak buat ungkapan kreatif.
  Berikutini dikemukakan beberapa saran buat membangun iklim dan suasana yg mendorongdan menunjang pemikiran kreatif (Semiawan, 1990):
(1) Bersikaplah terbuka terhadap minat serta gagasananak atau siswa.
(2) Berilah ketika kepada anak/anak didik untukmemikirkan serta menyebarkan gagasan kreatif. Kreativitas tidak selalu timbulsecara langsung serta impulsif.
(3) Ciptakanlah suasana saling menghargai dansaling mendapat antar anak atau siswa, antara anak menggunakan orang tua, dan antarasiswa menggunakan guru atau pengasuh; sebagai akibatnya anak atau murid dapat bekerja sama,mengembangkan dan belajar secara beserta maupun secara berdikari.
(4) Kreativitas bisa diterapkan dalam semuabidang kurikulum dan bidang ilmu. Kreativitas bukanlah monopoli bidang seni.
(lima) Doronglah kegiatan berpikir divergen danjadilah nara sumber dan pengarah.
(6) Suasana yang hangat dan mendukung memberikeamanana dan kebebasan buat berpikir menilik (eksploratif).
(7) Berilah kesempatan kepada anak atau siswauntuk berperan serta dalam merogoh keputusan.
(8) Usahakanlah agar semua anak atau siswaterlibat dan dukunglah gagasan dan pemecahan anak atau murid terhadap masalahdan rencana (proyek). Mendukung nir sama menggunakan menyetujui. Mengusahakanberarti menerima, menghargai, dan bila masih belum tepat usahakan ketepatanpemecahan secara bersama.
(9) Bersikaplah positif terhadap kegagalan, danbantulah anak atau anak didik buat menyadari kesalahan atau kelemahan sertausahakan peningkatan gagasan atau usahanya supaya memenuhi syarat, pada suasanayang menunjang atau mendukung. 

SumberBacaan:

Hurlock,E.B. (1956). Child Development. NewYork: McGraw-Hill Book Co.

KartiniKartono. (1992). Psikologi Wanita;Mengenal Gadis Remaja serta Wanita Dewasa. Bandung: Mandar Maju.

Santrock,W John. (1992). Life Span Development.texas: Wm. C. Brown Communication, Inc.

Semiawan,Conny, A.S. Munandar, S.C.U. Munandar. (1984) Memupuk Bakat  danKreativitas  Siswa Sekolah  Menengah: Petunjuk Bagi Pengajar serta Orang Tua.jakarta: Gramedia.

Semiawan,Conny. (1996). Perspektif PendidikanAnak Berbakat. Jakarta: Gramedia.

========================================================





= Baca Juga =


Popular posts from this blog

Pembagian Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia Terbaru

ADZAN IQOMAH DAN DOA SESUDAH ADZAN TERBARU

Mencari Keliling dan Luas Gabungan Dari Persegi Panjang dan Setengah Lingkaran Terbaru